
BRANDING MERUPAKAN ESENSI TUPOKSI HUMAS
Pontianak (Humas BDK Manado) Humas memiliki peran dalam mengemas semua yang sebuah institusi miliki dari yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa. Humas tidak hanya menjadi pintu atau jendela institusi tetapi merupakan receptionist dari sebuah institusi. Wajah sebuah institusi itu dicerminkan oleh humas. Kalau humasnya tidak responsif maka wajah sebuah institusi tidak diketahui oleh publik. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI., Prof. Dr. Suyitno, M.Ag. ketika membuka kegiatan kehumasan di Hotel Mercure Pontianak
Kegiatan yang dilaksanakan pada 23-25 Pebruari 2023 ini terkait dengan optimalisasi kualitas layanan umum dan kerumahtanggaan dengan mengambil tema “Peran Kehumasan dalam Publikasi dan Banding/Image Building Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.” Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. ini diikuti oleh Sekretaris Badan, Kepala Pusdiklat, Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Barat, Kepala Balai Litbang Agama, Kepala Balai Diklat Keagamaan, Kepala Loka, Kepata Tata Usaha dan Pranata Humas Badan Litbang dan Diklat, Balai Litbang, dan Balai Diklat Keagamaan se Indonesia.
Pada pembukaan kegiatan ini, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. mengingatkan bahwa branding merupakan upaya kita untuk marketing, akan tetapi persoalannya apa yang mau dijual?. Jangan sampai kita memarketingkan diri sementara kita tidak memahami apa yang mau dijual. Seringkali kita lupa bahwa kita punya potensi yang luar biasa seperti kantor, penginapan, ruang meeting, akan tetapi selama ini hanya digunakan untuk diklat itu sendiri. Saat ini kita sedang menuju skema Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk itu, diperlukan langkah dan evaluasi progres memarketingkan potensi yang kita miliki. Apabila kita sudah PNBP maka potensi tersebut harus bisa dimarketingkan dan dibranding sehingga publik tahu dan tertarik dengan produk jasa kita.
Diakhir sambutannya, Kaban menekankan bahwa kita harus terus berinovasi dalam melaksanakan diklat. Jangan diklatnya hanya itu-itu saja tetapi harus up to date. Hari ini, orang butuh diklat seperti diklat sertifikasi produk halal, diklat sertifikasi profesi tata kelola haji, dan diklat manajemen masjid yang profesional. Apa potensi yang bisa kita jual. Produk tidak hanya bisa kita jual tapi kita branding supaya publik tahu. Jadi pastikan langkah pertamanya segera lakukan PNBP, yang kedua internalisasi potensi yang kita miliki, dan yang ketiga segera jadikan Lembaga Sertifikasi Profesi.