PELATIHAN SEBAGAI HUMAN CAPITAL
Bdk Manado-Humas : Negara kita Indonesia adalah Negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat kaya mulai dari laut, hutan, batubara, gas dan emas, akan tetapi pada faktanya yang menikmati kekayaan kita adalah orang-orang luar dan bukan bangsa kita sendiri. Mengapa? Karena kita sendiri belum membangun human capital yang baik. Mari kita belajar human capital di Negara tetangga seperti di Singapura. Singapura itu adalah Negara kecil bahkan lebih kecil dari Jakarta. Mereka tidak punya air dan hanya membeli dari Malaysia. Singapura juga mengharamkan pemboran air di Negaranya. Kenapa? Karena mereka sadar bahwa semakin banyak sumur maka semakin banyak tanah yang akan tenggelam.
Tahun 2010-2014 kita punya Reformasi Birokrasi dan undang-undang Aparatur Sipil Negara. Ketika Kementerian A mau ke Kementerian B ada perasaan bingung gimana caranya untuk masuk.Tapi coba kita lihat di Kementerian Keuangan saat masuk kita akan diberhentikan di depan pintu masuk, securitinya pasti akan hormat serta menanyakan kita mau kemana dan akan di arahkan, ini adalah bagian dari Reformasi Birokrasi. Dan sekarang Birokrasi kita sudah sangat terbuka tidak lagi tertutup seperti dulu tetapi sudah mengandalkan penelitian dan rasional.
Hal ini disampaikan oleh Guru Besar UIN Walisongo Kota Semarang Prof. DR. H. Achmad Gunaryo, M.Soc.Sc saat memberikan materi pada peserta Pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado yang berlangsung tanggal 6-11 Maret 2023. Gunaryo juga menyampaikan bahwa Pelatihan seperti ini tidak semua orang bisa mengikutinya. Kalaupun yang sudah pernah ikut pelatihan dan ingin ikut lagi maka perlu proses yang begitu lama. Pengetahuan Bapak Ibu akan kembali di carger melalui pelatihan ini untuk menjadi manusia-manusia yang lebih produktif serta memperoleh informasi baru. Oleh karena itu kita harus selalu bersyukur karena jika rasa syukur itu tidak kita lakukan maka Tuhan akan mengambil kembali kenikmatan itu. Jalinlah silaturahmi dan komunikasi yang baik, karena silaturahmi akan menjadikan kita untuk terus berkembang, bangun jejaring yang baik sebagai wadah untuk memperoleh informasi.
Gunaryo juga menyampaikan bahwa kedatangannya ke Sulawesi Utara adalah sekaligus melakukan Pelatihan pada bidang Mediasi dan Resolusi konflik pada Forum Kerukunan Umat Beragama Propinsi Sulawesi Utara. Banyak orang yang tidak tau bagaimana menyelesaikan konflik tanpa merusak persahabatan, ini yang menjadi persoalan.Upaya kita adalah bagaimana memperkenalkan bahwa dalam menyelesaikan konflik perlu pendekatan dengan cara yang santun dan baik, Ketika ada yang berkelahi kemudian berakhir di pengadilan maka tanpa kita sadari yang terjadi hanyalah persoalan menang dan kalah.
Bisa dibayangkan ketika terjadi konflik antar sesama kemudian terjadi ketidakharmonisan maka hal ini biasanya akan terbawa terus sampai selamanya. Bagaimana jika hal ini terjadi di lingkungan kantor, di lingkungan masyarakat dan di lingkungan keluarga. Ketika ada orangtua yang saling konflik kemudian anak-anak mereka pacaran dan bahkan minta untuk di kawinkan, apakah kita tidak malu satu sama lain? Jika hal ini terjadi maka penyelesaiannya adalah dengan cara Mediasi, tujuannya adalah agar tidak merusak persahabatan. Di Belanda ketika saya mengajar di Kepolisian bagaimana menyelesaikan konflik dan persoalan-persoalan di masyarakat , saya mengajak mereka untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan cara santun, dan baik, Alhamdulillah konflik-konflik itu bisa diselesaikan.
Gunaryo mengakhiri materinya dengan mengajak peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan dengan betul-betul dan penuh rasa tanggung jawab. Agar apa yang diperoleh di pelatihan ini bisa di implementasikan di unit kerjanya masing-masing.
Tahun 2010-2014 kita punya Reformasi Birokrasi dan undang-undang Aparatur Sipil Negara. Ketika Kementerian A mau ke Kementerian B ada perasaan bingung gimana caranya untuk masuk.Tapi coba kita lihat di Kementerian Keuangan saat masuk kita akan diberhentikan di depan pintu masuk, securitinya pasti akan hormat serta menanyakan kita mau kemana dan akan di arahkan, ini adalah bagian dari Reformasi Birokrasi. Dan sekarang Birokrasi kita sudah sangat terbuka tidak lagi tertutup seperti dulu tetapi sudah mengandalkan penelitian dan rasional.
Hal ini disampaikan oleh Guru Besar UIN Walisongo Kota Semarang Prof. DR. H. Achmad Gunaryo, M.Soc.Sc saat memberikan materi pada peserta Pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado yang berlangsung tanggal 6-11 Maret 2023. Gunaryo juga menyampaikan bahwa Pelatihan seperti ini tidak semua orang bisa mengikutinya. Kalaupun yang sudah pernah ikut pelatihan dan ingin ikut lagi maka perlu proses yang begitu lama. Pengetahuan Bapak Ibu akan kembali di carger melalui pelatihan ini untuk menjadi manusia-manusia yang lebih produktif serta memperoleh informasi baru. Oleh karena itu kita harus selalu bersyukur karena jika rasa syukur itu tidak kita lakukan maka Tuhan akan mengambil kembali kenikmatan itu. Jalinlah silaturahmi dan komunikasi yang baik, karena silaturahmi akan menjadikan kita untuk terus berkembang, bangun jejaring yang baik sebagai wadah untuk memperoleh informasi.
Gunaryo juga menyampaikan bahwa kedatangannya ke Sulawesi Utara adalah sekaligus melakukan Pelatihan pada bidang Mediasi dan Resolusi konflik pada Forum Kerukunan Umat Beragama Propinsi Sulawesi Utara. Banyak orang yang tidak tau bagaimana menyelesaikan konflik tanpa merusak persahabatan, ini yang menjadi persoalan.Upaya kita adalah bagaimana memperkenalkan bahwa dalam menyelesaikan konflik perlu pendekatan dengan cara yang santun dan baik, Ketika ada yang berkelahi kemudian berakhir di pengadilan maka tanpa kita sadari yang terjadi hanyalah persoalan menang dan kalah.
Bisa dibayangkan ketika terjadi konflik antar sesama kemudian terjadi ketidakharmonisan maka hal ini biasanya akan terbawa terus sampai selamanya. Bagaimana jika hal ini terjadi di lingkungan kantor, di lingkungan masyarakat dan di lingkungan keluarga. Ketika ada orangtua yang saling konflik kemudian anak-anak mereka pacaran dan bahkan minta untuk di kawinkan, apakah kita tidak malu satu sama lain? Jika hal ini terjadi maka penyelesaiannya adalah dengan cara Mediasi, tujuannya adalah agar tidak merusak persahabatan. Di Belanda ketika saya mengajar di Kepolisian bagaimana menyelesaikan konflik dan persoalan-persoalan di masyarakat , saya mengajak mereka untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan cara santun, dan baik, Alhamdulillah konflik-konflik itu bisa diselesaikan.
Gunaryo mengakhiri materinya dengan mengajak peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan dengan betul-betul dan penuh rasa tanggung jawab. Agar apa yang diperoleh di pelatihan ini bisa di implementasikan di unit kerjanya masing-masing.