
Blended Learning Jadi Solusi: BDK Manado Gelar Tiga Pelatihan ASN di Sulawesi Tengah

(BDK Manado-Humas) — Di tengah tantangan efisiensi anggaran nasional, Balai Diklat Keagamaan (BDK) Manado terus menunjukkan komitmennya dalam peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini ditandai dengan pembukaan resmi tiga kegiatan Pelatihan di Wilayah Kerja (PDWK) berbasis Blended Learning di Provinsi Sulawesi Tengah oleh Kepala BDK Manado, H. Muis Riadi, S.H., M.Si, Senin (tanggal kegiatan).
Sebanyak 90 peserta dari berbagai Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah ambil bagian dalam kegiatan ini. Adapun jenis pelatihan yang dilaksanakan meliputi:
-
PDWK Blended Learning Asesmen Pembelajaran bagi Guru Angkatan 11 di Kemenag Kabupaten Donggala,
-
PDWK Blended Learning Asesmen Pembelajaran bagi Guru Angkatan 12 di Kemenag Kabupaten Morowali Utara, dan
-
PDWK Blended Learning bagi Penyuluh Agama Islam (PNS dan Non-PNS) di Kemenag Kota Palu.
Turut hadir dalam pembukaan kegiatan para pejabat administrator Kemenag daerah, Ketua Kelompok Kerja (Pokjah) BDK Manado, serta panitia yang telah ditetapkan melalui SK Kepala BDK Manado.
Dalam sambutannya, Kepala BDK Manado menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan wujud sinergi antara peningkatan SDM ASN dan kebijakan efisiensi anggaran nasional yang saat ini diarahkan pada prioritas penanganan stunting.
“Pelatihan tetap harus berjalan meskipun anggaran negara difokuskan ke prioritas lain. Blended learning adalah solusinya. Selain efisien, metode ini tetap menjamin kualitas kompetensi ASN,” ujar Muis Riadi.
Menurutnya, Provinsi Sulawesi Tengah menjadi prioritas pelatihan kali ini karena masih tingginya kebutuhan peningkatan kapasitas guru dan penyuluh di wilayah tersebut. Metode blended learning memungkinkan peserta menerima materi daring secara maksimal, lalu fokus pada praktik dan simulasi saat pertemuan klasikal.
“Kita beradaptasi dengan perkembangan zaman. Teknologi sekarang sudah di tangan kita. Belajar bisa tetap efektif meski tanpa tatap muka penuh,” tambahnya.
Lebih jauh, Muis Riadi menegaskan bahwa kehadiran BDK Manado di daerah bukan sekadar menjalankan program pelatihan, tetapi juga bagian dari tanggung jawab untuk menjaga hak ASN dalam berkembang secara profesional.
“Saya harap pelatihan ini benar-benar diikuti dengan sungguh-sungguh. Karena peningkatan skill, pengetahuan, dan sikap sangat dibutuhkan untuk pelayanan publik yang lebih baik,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Muis mengajak seluruh peserta untuk meningkatkan literasi digital dan membiasakan membaca.
“Gunakan HP untuk belajar, jangan hanya untuk hiburan. Kita sebagai pendidik harus lebih melek IT daripada peserta didik kita,” pesannya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberi dampak nyata terhadap peningkatan kualitas SDM di lingkungan Kementerian Agama, khususnya di Sulawesi Tengah, serta menjadi model pelatihan yang adaptif di tengah perubahan zaman dan kebijakan.