3 KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI SEORANG ASN
BDK Manado-humas : Potensi Kementerian Agama dapat dikembangkan salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di balai pendidikan sebagai sarana mereparasi, merubah, dan mengupgrade untuk pengembangan sumber daya manusia. Maka balai diklat sebagai tempat yang memiliki sarana untuk melaksanakan pelatihan, berbeda dengan Kanwil yang tidak boleh melaksanakan pelatihan lebih dari 3 hari. Oleh karena itu balai diklat harus dirubah penampilannya agar menarik dan bisa mambuat betah orang yang tinggal didalamnya terutama untuk belajar. Paradigma atau mindset balai diklat dalam melayani peserta diklat harus dirubah, bagaimana membuat ide atau inovasi untuk mempercantik sehingga keberadaan balai diklat bisa tercermin mulai dari tampilannya misalnya kalau kamar dirancang dan dirubah seperti hotel bintang 3 atau 5 jadi orang masuk kedalam merasa nyaman, enak, sejuk dan asri.
Ada 3 kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Aparatur Sipil Negara yaitu :
- Kompetensi Sosial Kultural: Sebagai aparatur sipil negara juga sebagai bagian dari anggota masyarakat sosiologis dan bagian dari kementerian agama. Kita diharapkan bisa menjadi role model di masyarakat, sebab di masyarakat orang kementerian agama itu dianggap orang yang mampu memahami semua agama Kalau orang kementeriaan agama yang tidak dikenal oleh pengurus rumah ibadahnya masing-masing maka bagaimana kehidupan sosialnya di masyarakat.
- Kompetensi Manajerial : Ketika kita diberi kesempatan untuk memimpin karena memiliki kompetensi profesional atau teknis yang tinggi tetapi tidak memiliki kompetensi manajerial, maka sama halnya dengan orang yang mampu tapi tidak mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemimpin karena tdk memmiliki kemampuan manajerial.
- Kemampuan teknis : Kemampuan yang hanya dimiliki oleh tidak semua orang. Misalnya pada pelatihan hisab rukyat ini, yang hanya dimiliki oleh orang yang memahami kemapuan teknis tentang hisab dan rukyat. Jadi untuk pengembangan sumber daya manusia kita harus memiliki ketiga kompetensi itu.
Hal ini disampaikan oleh Kakanwil Propinsi Sulawesi Tengah Ulyas Taha dalam sambutannya ketika menutup kegiatan pelatihan moderasi beragama, pelatihan hisab rukyat, dan pelatihan manajemen ekstrakurikuler di BDK Manado pada 11/3/2023 bertempat di Aula Samratulangi yang didampingi oleh Kepala BDK Manado dan perwakilan widyaiswara. Ulyas juga menyampaikan bahwa Alumni pelatihan berhak mendapatkan STTPP akan tetapi harus ada syarat kelulusannya. Hasil evaluasi antara panitia dan widyaiswara akan menjadi persyaratan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh peserta pelatihan. Jika kita tidak memiliki standar dalam menentukan nilai maka hasilnya akan disamaratakan.
Sebagaimana yang telah kita lakukan kemarin CAT ada yang indeks moderasi beragamanya rendah tetapi ada juga yang tinggi. Maka pertanyaanya adalah apakah kemampuan untuk memahami moderasi beragama itu kurang atau pemahaman untuk memahami soal isian itu yang menjadi standar penilaian yang belum tepat. Sebagai alumni peserta pelatihan yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan masyarakat artinya yang akan menggerakkan masyarakat maka bagaimana outputnya dan outcam dari hasil pelatihan ini.
Ulyas juga menyampaikan kepada alumni pelatihan moderasi beragama bahwa moderasi beragama adalah program Menteri Agama bahkan sudah masuk pada rencana pembangunan jangka menengah nasional. Maka moderasi beragama bukan hanya menjadi gerakan kementerian agama tetapi gerakan seluruh kementerian lembaga. Bahkan Presiden Joko widodo memantau moderasi beragama menjadi penting bagi kita, ketika melihat ada perubahan kelompok yang menguasai media digital yang menjadi pergerakan di dalam masyarakat. Jika kita tidak mampu menyiapkan sumber daya manusia dalam rangka untuk menggerakkan masyarakat Indonesia, bagaimana masyarakat ini betul-betul dalam kolidor artinya pemahaman agama yang moderat yaitu tidak memihak.
Masing-masing agama tidak bisa memaksakan kitab sucinya untuk dibaca oleh yang bukan pemeluknya karena pasti dia tidak bisa. Tapi bagaimana kita menunjukkan sikap perilaku yang sesuai dengan ajaran kitab suci kita masing-masing, inilah konsep moderasi beragama.
Di akhir sambutannya Ulyas menyampaikan sebagai alumni pelatihan marilah kita bangun kebersamaan, mengajak masyarakat untuk bersosialisasi antar sesama sehingga akan tercipta suasana kekeluargaan hidup rukun dan damai sebagaimana yang kita harapkan untuk kemakmuran bangsa dan Negara tercinta ini.