
Humas Jadi Nyawa Lembaga, BMBPSDM Dorong Transformasi Komunikasi Publik

Ambon (6/5/2025) — "Humas adalah wajah dan nyawa lembaga." Pernyataan tegas ini disampaikan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM), Muhammad Ali Ramdhani, saat membuka Bimbingan Teknis Kehumasan di Ambon, Selasa (6/5/2025).
Menurut Ramdhani, peran humas sangat strategis karena kinerjanya berdampak langsung terhadap citra institusi, khususnya di lingkungan Kementerian Agama. Humas bukan hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi juga menangkap dinamika sosial sebagai dasar membangun komunikasi publik yang efektif dan berkelanjutan.
"Humas adalah pilar Kementerian Agama. Mereka harus menguasai narasi, retorika, dan sensitivitas sosial agar bisa menjembatani kebutuhan masyarakat dengan kebijakan lembaga," ujarnya.
Apa yang Harus Dilakukan Humas?
Ramdhani menekankan tiga unsur penting dalam membangun komunikasi publik yang kuat, yakni: message (pesan), content (konten), dan frequent (frekuensi penyampaian).
-
Message berkaitan dengan sudut pandang terhadap suatu isu. Humas harus mampu meramu pesan yang tepat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
-
Content menyangkut cara penyajian pesan, termasuk media dan format yang digunakan agar menarik dan mudah dipahami publik.
-
Frequent atau frekuensi menjadi kunci untuk membangun repetisi pesan agar lebih mudah diingat dan diterima masyarakat.
Mengapa Humas Harus Bertransformasi?
Ramdhani menegaskan, di era digital saat ini, humas dituntut untuk bertransformasi menjadi storyteller yang andal. Mereka harus mampu mengolah data dan informasi menjadi narasi inspiratif, sehingga membangun kepercayaan publik terhadap lembaga.
“Dengan pendekatan yang tepat, humas bisa menjadi jembatan antara institusi dan masyarakat, serta menjadi penggerak perubahan,” pungkasnya.